Ceritanya:
sesungguhnya dari sejak dini, seseorang itu tentunya sudah belajar mengenal
agamanya melalui apa yang telah dianut oleh ibu bapanya. Sebagaimana yang telah
dikatakan oleh rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam dalam hadits:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ
علَى الفِطْرَةِ، فأبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أوْ يُنَصِّرَانِهِ، أوْ
يُمَجِّسَانِهِ، كَمَثَلِ البَهِيمَةِ تُنْتَجُ البَهِيمَةَ هلْ تَرَى فِيهَا
جَدْعَاءَ.
“Setiap anak dilahirkan di
atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau
Majusi. Sebagaimana permisalan hewan yang dilahirkan oleh hewan, apakah kalian
melihat pada anaknya ada yang terpotong telinganya?"
Seorang anak
tentunya akan mengikut kepada 'Itikad atau keyakinan apa yang telah diyakini
oleh bapak dan ibunya, maka secara tidak langsung maka tauhid anaknya tersebut adalah
tauhid bapak dan ibunya, sebab bapak ibunya akan memperkenalkan rumah ibadah
yang akan selalu didatangi oleh anak tersebut dari sejak dini hingga akhir
hayatnya, walaupun suatu saat nanti keyakinan itu dapat berubah.
Tentunya seorang
bapak dan ibu yang kebetulan beragama islam, tentunya telah mengetahui sedikit
banyaknya perjalanan agamanya, maka ketika anaknya lahir, jika lelaki maka akan
diazankan, jika perempuan akan diiqomahkan.
Seiring berjalannya
waktu, anak tumbuh besar, dan datanglah masa pemisah antara fitrah dan mukallaf
yaitu keluaranya sesuatu dari kemaluannya yang menyebabkan ia harus mandi
wajib, saat itu pula ibu bapaknya memerintahkan ia mandi wajib, setelah itu
bapaknya membimbing anaknya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu:
أشهد أن لا إله إلا الله و أشهد
أنّ محمدا رسول الله
"Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad itu Rasulullah"
Dua kalimat
tersebut adalah salah satu dari rukun islam yang bunyinya:
بُنِيَ الْإِسْلَامُ
عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُوْلُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَ حَجِّ
الْبَيْتِ ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ . رواه البخاري و مسلم .
"Islam dibangun di atas lima perkara: Mengucapkan dua kalimat Syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa di bulan Ramadhan". (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
NB: Agar tidak tersesat, baca tulisan sebelumnya Fitrah dan Mukallaf
Penulis: Muhammad Syafi'i Tampubolon, S.Sos
Post A Comment:
0 comments:
Terimakasih telah meninggalkan pesan kepada kami.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.